Musik & Ibadah Kristen - Part I

Sedemikian pentingnya musik di dalam Alkitab sehingga kata ini dicatat sebanyak 893 kali. Beberapa tahun terakhir ini banyak gereja yang mengawali ibadah dengan tarian; mereka bahkan memiliki tim tari sendiri. Mereka mendasari cara penyembahan mereka pada ayat Alkitab yang mengatakan bahwa kita harus memuji Tuhan dengan tari-tarian. Memang benar ada diungkit mengenai tarian tetapi adakah yang mengetahui berapa kali kata ‘tari-tarian’ ini muncul? Menurut hasil perhitungan yang diadakan sebelum adanya media internet, di dalam Alkitab kata ‘tari-tarian’ hanya muncul 33 kali. Sedikit sekali, tetapi mengenai musik, mengenai lagu, pujian, syair dan semua yang berkaitan dengan musik ada begitu banyak.

Musik di dalam kekristenan mencakup banyak sekali kegunaan: untuk memuji, meninggikan, menghibur, menuntun, mempersembahkan, pengabaran Injil, dan lain-lain. Musik dipakai dalam berbagai aspek pelayanan. Yang terpenting, musik menolong kita berkonsentrasi menghadap Tuhan. Apabila setiap hari Sabtu atau Minggu, kita datang ke gereja lalu langsung masuk ke dalam khotbah, kita tidak akan siap; sehingga ibadah dan persekutuan selalu diawali dengan pujian. Pada saat bernyanyi kadang kita akan merasa seperti sedang menunggu seseorang, mungkin karena orang yang bersangkutan belum tiba, jadi kita nyanyi dulu. Tetapi sebenarnya bukan untuk menunggu seseorang, justru kita tidak boleh membuat Tuhan menunggu kita, namun untuk mempersiapkan hati kita, terutama untuk orang-orang yang hatinya belum siap, mungkin kita baru dari sekolah, dari tempat kerja, dari rumah datang ke gereja dengan tergesa-gesa, belum menenangkan hati, atau secara fisik kita sudah hadir di gereja, tapi masih memikirkan banyak hal-hal lain di dalam otak kita sehingga menyanyikan lagu pujian menolong kita menenangkan hati agar kita dipersiapkan menghadap hadirat Tuhan. Manusia sering melakukan multitasking (pekerjaan ganda). Misalkan di sekolah, mata seakan-akan menuju pada guru yang mengajar, tapi di bawah tangan sedang SMS. Namun, saat kita beribadah kepada Tuhan sulit berkonsentrasi, ini merupakan tantangan yang berat. Numpang nanya, siapa objek penyembahan atau fokus dalam penyembahan kita? Tuhan! Untuk itu, musik yang dipakai untuk penyembahan dibuat agar kita dapat menghadap Tuhan kita dan bukan untuk memuaskan perasaan dan kemauan kita, namun faktanya masih banyak orang yang datang ke gereja dengan motivasi untuk dipuaskan.

ARTI MUSIK

Orang Indian zaman dulu terkenal suka membuat asap untuk menyampaikan informasi kepada suku di pedesaan lainnya. Ketika timbul bahaya, dengan asap memperingatkan suku di belahan gunung lainnya. Ini disebut signal asap. Meskipun kita tidak tau apa arti yang terkandung dalam asap yang mereka buat, tetapi dalam gambar yang kita lihat ini dikatakan ada beberapa hal yang pasti tidak mungkin dapat dibahas dengan menggunakan asap, salah satunya filsafat. Mengapa? Karena signal asap tidak cukup rumit untuk menyampaikan pesan filsafat. Coba kita pikirkan bagaimana seseorang ketika mau mengatakan ‘Mari kita membahas mengenai filsafat. Yang pertama, mengapa manusia harus hidup?’ Lalu memakai api untuk memberikan pesan ini. Apakah mungkin? Tidak mungkin, karena terlalu rumit. Asap sekali dihidupkan, ketika ditiup oleh angin, akan ikut bergerak dan akan hilang. Ini dikatakan ‘cara menghilangkan konteks’. Asap adalah sebuah tindakan/ cara, tapi tidak mungkin menyampaikan informasi yang rumit seperti jika seorang pendeta hendak berkhotbah kepada seorang jemaat yang berada di tempat yang jauh, tidak mungkin memakai asap untuk mengungkapkan seluruh isi khotbah. Asap hanya mungkin dipakai untuk menyampaikan berita sederhana, misalnya: ‘Ibadah hari ini ditiadakan’ atau ‘Mengapa kalian belum datang?’ tapi tidak dapat dipakai untuk menyampaikan isi.

Di balik layar televisi juga sulit membicarakan mengenai filsafat. Mengapa? Ketika kita melihat tayangan televisi, khususnya di Taiwan kita melihat tayangan hiburannya hanya menawarkan tontonan yang ringan, sedangkan filsafat sendiri mengangkat topik yang sulit dan berat, mengenai tujuan hidup manusia, manusia berasal dari mana dan hendak ke mana. Jika di layar televisi disuguhkan tayangan seperti ini, menurut kalian apakah ada yang mau mengkonsumsinya? Media juga akan mengontrol dan membentuk relasi dan tindakan manusia sehingga media juga adalah informasi. Kata-kata ini diberikan oleh seorang yang sangat terkenal di Amerika, Michael Luhan yaitu seorang Kristen yang memiliki pemikiran yang mendalam dan memberikan pengaruh di dalam masyarakat.

Mari kita lihat apa yang dimaksud dengan media. Media bukan hanya televisi, film, dan internet saja. Di sini media merujuk pada alat. Saat seminar ini saya memakai komputer dan powerpoint. Ini media yang saya pakai. Pdt. Stephen Tong sangat hebat karena tanpa memakai alat bantu, beliau sudah bisa menyampaikan khotbah tanpa mengurangi konsentrasi pendengarnya. Mulut yang menyampaikan Firman itu juga adalah media. Lalu komputer, kertas dan pensil juga adalah media. Bentuk media memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan isi yang disampaikan oleh media tersebut.

Apakah jenis musik apapun asalkan diisi kata-kata dalam Alkitab atau kata-kata berbau kekristenan sudah dapat dijadikan alat untuk mengabarkan Injil? Inilah yang terjadi di gereja-gereja zaman sekarang ini.

Sekarang kita akan mempelajari seorang tokoh bernama Niel Bossman, seorang komposer asal Amerika yang mendapat pengaruh besar dari Marshalll McLuhan, dia juga seorang Kristen menulis buku ‘娛樂於死'. Buku ini ditunjuk sebagai buku yang wajib dibaca oleh para mahasiswa jurusan media dan broadcasting karena buku ini mengupas secara mendalam mengenai pengaruh media terhadap manusia. Dia mengatakan Hukum Taurat Kedua tidak ada hubungan dengan moral, yang lain ada hubungannya. Isi Hukum Taurat Kedua berisi “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun dan jangan sujud menyembah kepadanya”. Mengapa demikian? Mengapa Allah harus mempedulikan hal ini? Menurut Neil Bosman, karena Allah terlalu abstrak, kita tidak mampu dan tidak dapat mewakili Tuhan dengan materi karena Allah hidup melalui Firman sehingga kita mengenal Tuhan kita melalui apa yang diwahyukan pada kita. Ini disebut kata pengantar tertinggi. Di Taiwan setiap kali setelah tahun baru akan diadakan penyembahan terhadap Dewa Ma Zhu. Di dalam Hukum Taurat Kedua, Allah melarang kita manusia memikirkan Tuhan dengan melalui materi yang kelihatan, inilah yang disebut ‘cara yang meniadakan konteks’. Di saat kita melihat sebuah patung yang keliatan, kita pasti akan merasa dia tidak sehebat saya. Sangat mengherankan justru masih begitu banyak manusia yang menyembah dewa-dewa yang keliatan karena paling tidak kita masih dapat melihat dan merabanya. Ada sebuah rasa aman, jika saya memohonkan sesuatu pada dia, dia akan memberikan padaku. Ini adalah sebuah tanda tanya, semua saling meyakinkan diri.

Bagaimana dengan alat musik, komposisi lagu dan jenis lagu serta ritme? Ini semua adalah media, melaluinya kita dapat mengetahui berita yang ingin disampaikan. Lagu dengan style easy listening sudah meniadakan ‘berpikir’ saat mendengarkan sehingga lagu-lagu yang pendek dan lagu-lagu kontemporer tidak mudah menyampaikan peneguhan iman karena lagu-lagu sejenis ini memang bertujuan untuk membuat kita merasa rileks saat mendengarkan. Saat Anda rileks, otak besar Anda pada dasarnya tidak digunakan.. (Ditunjukkan foto Beyonce) Ini foto saat Beyonce sedang mengadakan tour di Taiwan dan foto ditangkap oleh wartawan Taiwan pada saat bajunya hampir terlepas. Banyak pula gereja-gereja di Taiwan yang memilih tim penyembahan yang juga membawa style penyembahan yang berbeda ke dalam ibadah sehingga sampai akhirnya yang diingat orang ialah budaya penyembahan itu. Ada sebuah tim penyembahan yang diketuai oleh seorang Ibu Pendeta, sejak 3 tahun lalu dia sudah mulai mengenakan kostum yang ‘terbuka’ di saat memimpin pujian di atas mimbar. Semakin lama Anda berada di dalam lingkaran tim penyembahan ini, semakin besar kemungkinan Anda mengikuti style mereka, Anda pasti akan mendapat pengaruh budaya musik.

Lanjutan : Musik & Ibadah Kristen - Part II