Refleksi: Sikap Orang Kristen terhadap Bisnis

Banyak orang Kristen sulit membaca dunia bisnis sebagai sebuah vocation (=panggilan hidup) yang sakral untuk memuliakan Tuhan. Banyak pendapat demi pendapat yang meyakini bahwa dunia bisnis itu kotor, penuh dengan politik, mengandalkan koneksi internal, dan sebagainya. Orang Kristen sendiri tidak sedikit yang bersikap dualisme terhadap bisnis yang dianggapnya kotor/ tidak sakral. Sebagai orang awam, saya hanya memahami bisnis sebagai sebuah usaha dagang seseorang yang bersifat komersial dan aktivitas ekonomi untuk mencari laba/ imbalan finansial, yang didasarkan dari prinsip bisnis : dari modal sekecil-kecilnya, mendapat untung sebesar-besarnya. Kesulitan orang Kristen sendiri adalah menerima prinsip bisnis di atas sebagai prinsip yang dibenarkan di dalam Alkitab. Apakah anda juga memiliki pertanyaan yang sama? Bisnis adalah profesi etis atau profesi kotor? Kalo kotor, kenapa kok banyak orang bertekun di dalamnya dan bangga terhadap diri sendiri? Di dalam Roma 7:15-241 , Rasul Paulus mengerti pergumulan dan problematika para pelaku bisnis dalam menerapkan perintah Allah di dalam realitas yang “sulit” tetapi kita harus tampil beda karena Kristus (Roma 12:1-22). Seharusnya bisnis tidaklah kotor, asal segala sesuatu dilakukan secara etis dan sesuai prosedur. Namun etis menurut apa dan sesuai prosedur siapa?

Dalam sejarah Reformasi, Martin Luther, John Calvin memiliki pengertian bahwa semua pekerjaan adalah berharga di mata Allah, terhadap mereka yang taat kepada kehendak-Nya. Jadi, justru inilah vocation kita : bukan untuk menghindari dunia, justru kita harus berada di dalam dunia untuk berbakti kepada Allah melalui setiap pekerjaan kita untuk memuliakan Tuhan (Amsal 3:93). Calvin memiliki pemahaman bahwa prinsip bisnis dengan modal sekecil-kecilnya untuk mendapat untung sebesar-besarnya haruslah dibatasi pada orang-orang yang memang mampu. Sedangkan kepada orang miskin dan orang terlantar, prinsip bisnis tidak dimutlakkan bagi mereka.

Bisnis = jahat? Akar segala kejahatan adalah cinta uang. Uangnya ok, problem kejahatan adalah kecintaan kita tersebut (1 Timotius 6:104). Memang uang itu penting, Rasul Paulus pun butuh biaya untuk hidup dan pelayanan5 namun orientasi hidupnya bukanlah mencintai uang, tapi justru uang menjadi alat untuk semakin produktif dan melakukan kehidupan yang lebih memuliakan nama Tuhan.

Alkitab mencatat bahwa Allah concerned ke dalam pertanian (Kejadian 8:226) , tempat tinggal (Imamat 25:10-257), kredit dan perbankan (Keluaran 22:258), mengukur dan menimbang (Imamat 19:35-369), sistem peradilan (Keluaran 23:1-910), menanggung orang miskin (Ulangan 24:17-2211), bayar karyawan dengan upah dan imbalan yang layak (Ulangan 24:14-1512, Yeremia 22:1313, Yakobus 5:414).

Yesus pernah terjun ke dalam dunia bisnis? Pernah. Sebagai anak tukang kayu, Yesus bekerja di “industri konstruksi” selama 18 tahun sebelum dirinya melayani selama 3 tahun. Namun orang kaya banyak dikecam oleh Yesus, problemnya adalah kekayaan dan uang menjadi salah satu penyebab manusia memilih menjauh daripada Allah. Sekali lagi dalam 1 Timotius 6:10, dicatat bahwa akar semua kejahatan adalah cinta akan uang, bukan uang. Contoh dalam Alkitab : Zakheus (Lukas 1915), si pemungut cukai yang dikenal memeras korban-korbannya. Yesus datang menemui Zakheus bukan mencari keuntungan, namun mengajar Zakheus bagaimana seharusnya melakukan bisnis dengan benar sesuai kehendak Allah. Akhirnya Zakheus mengembalikan uang yang diperas olehnya dari para korban-korbannya 4 kali lipat.

Jadi, problem bisnis kotor atau tidaknya, sebenarnya kembali kepada individunya. Meski dunia bisnis tidak dapat lepas dari godaan untuik mengingkari hati nurani dan main kotor, justru pengusaha Kristen harus belajar peka untuk membersihkan kotoran tersebut dengan konsep dirinya yang telah diperbaharui di dalam Tuhan dan dirinya dipanggil untuk memperbaharui dunia bisnis, dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu untuk menjadi garam dan terang dunia. Amin.


In Christ

Daniel Santoso – Shanghai.

MySpace Codes



1. Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi yang aku benci, itulah yang kuperbuat. Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. Kalau demikian, bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah. Tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

2. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

3. Muliakanlah Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu.

4. Karena akar segala kejahatan adalah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

5. Rasul Paulus bekerja keras dengan tangannya sendiri untuk membuat dan menjual tenda. Hasilnya bukan untuk mendapatkan kenikmatan dan memuaskan dirinya, tetapi untuk menopang pelayanannya sebagai pemberita Injil (2Tes. 3:7,8).

6. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.

7. Kamu harus menguduskan tahun yang kelimapuluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya, Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamuu menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu petik buahnya. Karena tahun itu adalah tahun Yobel, haruslah itu kudus bagimu. Hasil tahun itu yang hendak kamu makan harus diambil dari ladang. Dalam tahun Yobel itu kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya. Apabila kamu menjual sesuatu kepada sesamamu atau membeli daripadanya, janganlah kamu merugikan satu sama lain. Apabila engkau membeli dari sesamamu haruslah menurut jumlah tahun sesudah tahun Yobel, dan apabila ia menjual kepadamu haruslah menurut jumlah tahun panen. Makin besar jumlah tahun itu, makin besarlah pembeliannya, dan makin kecil jumlah tahun itu, makin kecillah pembeliannya, karena jumlah panenlah yang dijualnya kepadamu. Janganlah kamu merugikan satu sama lain, tetapi kamu harus takut akan Allahmu, sebab Akulah Tuhan Allahmu. Demikianlah kamu harus melakukan ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-Ku serta melakukannya, maka kamu akan diam di tanahmu dengan aman tenteram. Tanah itu akan memberi hasilnya, dan kamu akan makan sampai kenyang dan diam disana dengan aman tenteram. Apabila kamu bertanya: Apakah yang akan kami makan dalam tahun yang ketujuh itu, bukankah kami tidak boleh menabur dan tidak boleh mengumpulkan hasil tanah kami? Maka Aku akan memerintahkan berkat-Ku kepadamu dalam tahun yang keenam, supaya diberinya hasil untuk tiga tahun. Dalam tahun yang kedelapan, kamu akan menabur, tetapi kamu akan makan dari hasil yang lama sampai kepada tahun yang kesembilan, sampai masuk hasilnya, kamu akan memakan yang lama. Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedangkan kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku. Di seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak menebus tanah. Apabila saudaramu jatuh miskin sehingga harus menjual sebagian dari miliknya, maka seorang kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat harus datang dan menebus yang telah dijual saudaranya itu.

8. Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin diantaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih utang terhadap dia: janganlah kamu bebankan bunga uang padanya.

9. Janganlah kamu berbuat curang dalam peradilan, mengenai ukuran, timbangan dan sukatan. Neraca yang betul, batu timbangan yang betul, efa yang betul dan hin yang betul haruslah kamu pakai. Akulah Tuhan Allahmu yang membawa kamu keluar dari Mesir.

10. Janganlah engkau menyebarkan kabar bohong: janganlah engkau membantu orang yang bersalah dengan menjadi saksi yang tidak benar. Janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang melakukan kejahatan, dan dalam memberikan kesaksian mengenai sesuatu perkara janganlah engkau turut-turut kebanyakan orang membelokkan hukum. Juga janganlah memihak kepada orang miskin dalam perkaranya. Apabila engkau melihat lembu musuhmu atau keledainya yang sesat, maka segeralah kaukembalikan binatang itu. Apabila engkau melihat rebah keledai musuhmu karena berat bebannya, maka jangalah engkau enggan menolongnya. Haruslah engkau rela menolong dia dengan membongkar muatan keledainya. Janganlah engkau memperkosa hak-hak orang miskin diantaramu dalam perkaranya. Haruslah kaujauhkan dirimu dari perkara dusta. Orang yang tidak bersalah dan orang yang benar tidak boleh kau bunuh sebab Aku tidak akan membenarkan orang yang bersalah. Suap janganlah kauterima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar. Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu sendiri telah mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.

11. Janganlah engkau memperkosa hak-hak asing dan anak yatim; juga janganlah engkau mengambil pakaian seorang janda menjadi gadai. Haruslah kau ingat bahwa engkau pun dahulu adalah budak di Mesir dan engkau ditebus Tuhan, Allahmu dari sana; itulah sebabnya aku memerintahkan kamu melakukan hal ini. Apabila engkau menuai di ladangmu, lalu terlupa seberkas di ladang, maka janganlah engkau kembali untuk mengambilnya; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda- supaya Tuhan Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaan-Mu. Apabila engkau memetik hasil pohon zaitunmu dengan memukul-mukulnya, janganlah engkau memeriksa dahan-dahannya sekali lagi; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda. Apabila engkau mengumpulkan hasil kebun anggurmu, janganlah engkau mengadakan pemetikan sekali lagi; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda. Harulah kauingat, bahwa engkau pun dahulu budak di tanah Mesir, itulah sebabnya aku memerintahkan engkau melakukan hal ini.

12. Janganlah engkau memeras pekerja harian yang miskin dan menderita, baik ia saudaramu maupun seorang asing yang ada di negerimu, di dalam tempatmu. Pada hari itu juga haruslah engkau membayar upahnya sebelum matahari terbenam, karena ia orang miskin; supaya ia jangan berseru kepada Tuhan mengenai engkau dan hal itu menjadi dosa bagimu.

13. Celakalah dia yang membangun istananya berdasarkan kketidakadilan dan anjungnya berdasarkan kelaliman, yang mempekerjakan sesamanya dengan cuma-cuma dan tidak memberikan upahnya kepadanya;

14. Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam, keluhan mereka yang menyabet panenmu.

15. Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Disitu ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai , dan ia seorang yang kaya. Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek. Maka berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat situ. Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu”. Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya “Ia menumpang di rumah orang berdosa”. Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat. Kata Yesus kepadanya: “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang bukan untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang”.