The Sunset Limited 2011


Judul film: The Sunset Limited
Sutradara: Tommy Lee Jones
Rumah produksi: HBO
Durasi film: 1 jam 30 menit
Pemeran: Samuel L. Jackson dan Tommy Lee Jones

Banyak orang yang kurang menyukai film drama karena dipenuhi dengan dialog tapi saya berharap tidak untuk film The Sunset Limited yang satu ini. Jangan heran dan berhenti menonton ketika anda menyadari bahwa hanya ada dua orang tokoh yang berakting di lokasi syuting yang berlangsung sepenuhnya di apartemen sewaan yang bobrok.

The Sunset Limited adalah film yang diadaptasi dari novel karangan Cormac McCarthy (skenario film ini juga ditulis olehnya) yang mengisahkan perdebatan antara Black, seorang Kristen bekas narapidana yang dihukum karena membunuh (diperankan oleh Samuel L. Jackson) dan White, seorang ateis, profesor kulit putih yang ingin melakukan bunuh diri di hari ulang tahunnya (diperankan oleh Tommy Lee Jones, yang juga merupakan sutradara film ini). Sunset Limited sebenarnya adalah nama kereta penumpang yang melayani rute New Orleans ~ Orlando di Amerika. Namun dalam film ini, yang dimaksudkan ialah kereta bawah tanah New York.

Dialog yang disajikan sangat mendalam khususnya perihal iman kepercayaan dan filsafat. Sang profesor lahir dari kalangan berada, berpendidikan dan mengagung-agungkan kebudayaan seperti buku-buku (ia telah membaca lebih dari 4000 buku seumur hidupnya), musik, seni, dan hal-hal lainnya yang sejenis, karena hal itulah yang dianggapnya melandasi peradaban manusia. Sejalan dengan bergulirnya waktu, profesor mulai meragukan dan tidak lagi menganggap penting kebudayaan karena sangatlah rapuh dan terus berubah. Beliau sama sekali tidak memiliki kepercayaan yang kokoh selain percaya kepada kereta Sunset Limited yang dapat membawanya pergi dari dunia yang dianggapnya sebagai tempat “kamp kerja paksa” dengan melakukan bunuh diri. Walau pernah membaca beberapa bagian dari Alkitab, tidak didapatinya suatu kebutuhan akan Tuhan dimana dia menganggap Tuhan hanyalah omong kosong belaka.

Ketika professor hendak melompat ke rel kereta Sunset Limited, tiba-tiba ada seorang asing yang menyelamatkannya. Orang itu adalah Black, seorang yang pernah menghilangkan nyawa tetapi sekarang menyelamatkan nyawa orang yang tidak dikenalnya sama sekali. Masa lalu yang kelam dibuangnya jauh-jauh. Dengan hati yang bertobat, Black mengabarkan Injil di lingkungan yang sepertinya tidak memiliki pengharapan seperti penjahat kelas kakap dan gelandangan. Black dan si profesor, dua karakter yang memiliki latar belakang yang berbeda terus berdebat mengenai hidup dan mati, penderitaan manusia, keberadaan Tuhan, dan kepatutan sang profesor untuk melakukan bunuh diri.

Black mencoba untuk menahan profesor di dalam apartemennya karena ia takut profesor akan kembali melakukan bunuh diri. Black berusaha membagikan imannya kepada profesor, bagaimana ia setiap hari terus bergantung kepada Tuhan Yesus dalam setiap pergumulan hidupnya, bahwa bunuh diri bukanlah satu-satunya jalan untuk mengatasi kekosongan hidup dan pemikiran intelektualnya. Pertanyaan-pertanyaan religius dilontarkan sang profesor kepada Black: ”Apakah kamu berpikir Yesus berada dalam ruangan ini? Dapatkah kamu melihat Yesus? Pernahkah kamu menjalankan hidupmu sesuai dengan apa yang telah kau rencanakan? Di tengah-tengah kekosongan hidupnya, profesor masih memiliki satu prinsip yang menurutnya adalah yang terpenting, “Satu hal yang tidak akan aku lepaskan ialah menyerah” (“The one thing I won’t give up is giving up”).

Profesor akhirnya pergi meninggalkan apartemen, meninggalkan Black yang menyesali keterbatasannya dalam meyakinkan profesor untuk percaya kepada Tuhan Allah. Black bertanya kepada Tuhan, “Jika Engkau menginginkan aku membantu profesor, lalu mengapa Engkau tidak memberikan FirmanMu?”

Setelah menonton film ini, saya melihat cerita dalam The Sunset Limited ini adalah refleksi nyata dari kehidupan kita sehari-hari. Ilmu pengetahuan, gelar pendidikan, status sosial, jabatan, tidak ada satu pun yang bisa menjawab arti hidup manusia, mengapa kita ada dan akan ke mana kita selanjutnya. Hanya melalui Yesus Kristus saja manusia bisa diselamatkan dan melalui iman yang diberikan oleh Roh Kudus manusia baru bisa memahami Firman Tuhan, ’buku’ terbaik yang pernah ditulis. Banyak pesan yang tersimpan dalam film ini dan satu kalimat yang sangat berkesan bagi saya yaitu yang diucapkan oleh Black kepada si profesor, “Kalau bukan karena anugerah dari Tuhan, kamu tidak akan berada di sini”.

Keterbatasan dalam menyampaikan Injil seperti yang telah dilakukan oleh Black tidak perlu disesali. Manusia harus bertanggung jawab untuk tetap mengabarkan Injil namun siapa yang dipilih dan siapa yang tidak dipilih bukanlah manusia yang menentukan melainkan kehendak Bapa sajalah yang terjadi.

Sebagai penutup, ada baiknya kita membaca buku Edward T. Welch yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang berjudul “Depresi: Kegelapan yang Sulit Ditaklukkan / Depression: A Stubborn Darkness” terbitan Momentum. Buku ini juga bisa dipinjam di perpustakaan GRII Taiwan dan China. (RH)

Sangkalan:

Saya tidak memiliki pemahaman yang sama dengan kepercayaan dan gaya hidup Cormac McCarthy, penulis novel The Sunset Limited, yang memiliki latar belakang Roma Katolik, demikian juga dengan Tommy Lee Jones, yang menikah tiga kali dengan dua kali perceraian – hal mana bertentangan dengan pengajaran dalam Alkitab.

Sumber foto: http://www.covershut.com/cd_covers/The-Sunset-Limited-2011-Cd-Cover-50501.jpg

Sumber:

http://www.hbo.com/movies/sunset-limited/index.html

http://www.cormacmccarthy.com/works/sunsetlimited.htm

http://articles.chicagotribune.com/2006-05-29/features/0605290129_1_suicidal-sunset-limited-white

http://theater2.nytimes.com/2006/10/31/theater/reviews/31suns.html

http://www.imdb.com/title/tt1510938/

http://www.rottentomatoes.com/m/the_sunset_limited/

http://www.cormacmccarthy.com/Biography.htm

http://en.wikipedia.org/wiki/The_Sunset_Limited