Ringkasan Khotbah, Panggilan Orang Kristen - Pdt. Nico

Pengkotbah: Pdt.Nico Ong
Nats Alkitab: I Korintus 1:26-29
Tanggal: 24 Oktober 2010

Pada waktu kita membaca ayat ini, ini merupakan surat Paulus yang jikalau kita membaca pada ayat seterusnya, Paulus menulis kepada jemaat di Korintus, dia berbicara mengenai sebuah theology of cross dengan cara pandang dunia ini yang mempunyai suatu perbandingan, di mana dunia memandang dengan suatu nilai, yang mempunyai perbedaan yang begitu besar sekali. Dalam ayat 26, dia berkata bahwa ada cara pandang yang berbeda pada jemaat di Korintus yang perlu ditegaskan. Mereka menilai seseorang dari 3 hal:
1. Dalam hal kepintaran,kebijakan mereka menurut dunia ini, dalam arti kelebihan dan kepintarannya;
2. Kedudukan mereka dalam masyarakat;
3. Asal usul mereka dilahirkan.

Sehingga dalam hal ini jemaat di Korintus dalam menilai seseorang, sama halnya kita dalam menilai teman-teman kita, ataupun orang tua kita dalam menilai calon menantunya dalam menilai apa kelebihannya,kepintarannya; kalau tidak ada, maka tidak ada lagi nilainya. Sama halnya dengan jemaat di Korintus, mereka mempunyai cara pandang yang menurut Paulus harus dikembalikan pada cara pandang Tuhan. Paulus menegaskan dan mengingatkan mereka pada waktu mereka memakai ketiga hal ini untuk menilai orang. Paulus menantang mereka, apakah engkau merasa diri pintar? Apakah dengan kedudukanmu ada hal yang bisa engkau tonjolkan dan banggakan? Dan soal identitas kelahiran, apa yang dapat di banggakan?

Sehingga dalam hal ini Paulus mengingatkan bahwa konsep penilaian jemaat di Korintus tidak dapat disombongkan karena dalam ayat 27-28 dikatakan : ‘apa yang tidak terpandang dan hina dipilih Tuhan dan apa yang tak berarti dipakai Allah untuk meniadakan apa yang berarti supaya jangan ada seorang manusia yang memegahkan diri di hadapan Allah’. Dalam ayat 26-27 mereka menentukan yang bijak, lebih memandang yang kuat dan tidak memandang yang lemah, memandang yang berkelebihan, tetapi justru bagi Allah yang tidak pintar Allah pakai; yang lemah, Allah kuatkan;y ang direndahkan justru Allah agungkan; yang dikucilkan Allah pandang dalam hal ini. Bagaimana dalam hal yang paradoks? Bukan berarti kita bersyukur di hadapan Tuhan, kita bersyukur di hadapan Allah sebagai pemalas tapi dipakai Tuhan. Dalam hal ini kita menghibur diri hanya untuk mengekstasi padahal ini adalah hal yang bersifat paradoks. Bagaimana hal ini mengingatkan kita, bagaimana keadaan kamu sewaktu kamu dipanggil, menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang berhikmat, tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang terpandang, tetapi apa yang bodoh bagi dunia dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia dipakai Allah untuk memalukan apa yang kuat. Sehingga dalam pengertian ini kita mau melihat perbandingan ini, selalu dipakai oleh Paulus. Sehingga Paulus mengharapkan jemaat di Korintus untuk melihat cara pandang manusia dan Allah sama sekali adalah berlawanan. Dalam ayat ke-27 : ‘tetapi yang bodoh bagi dunia dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat dan orang-orang yang lemah dpilih untuk memalukan orang yang kuat’. Penekanan ini dipakai dua kali. Dalam bahasa asli juga demikian. Dan Paulus pun menyambung dalam ayat 29 supaya jangan ada seorangpun yang memegahkan diri di hadapan Tuhan. Waktu mereka memandang yang lemah, mereka merasa lebih baik dibuang, apalagi dengan kondisi dunia yang demikian. Tetapi Paulus justru menegaskan : “supaya jangan ada seorangpun memegahkan diri di hadapan Allah. Tetapi oleh Dia kamu di dalam Yesus Kristus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan kita. Karena itu, seperti ada tertulis : ‘Barangsiapa bermegah, hendaklah dia bermegah di dalam Tuhan’. Sehingga dalam pengertian ini ditekankan sekali lagi dalam ayat 29, ’dunia ini sedang memegahkan diri’ dalam pengertian membuang yang lemah dan bodoh, tetapi Allah justru memakai mereka untuk dipandang dan dikuatkan sehingga kenapa hal itu bisa terjadi, dalam maksud, jangan engkau memegahkan kekuatan manusia tetapi hanya memegahkan keberadaan Allah. Kenapa pengertian ini ditekankan oleh Paulus? Khususnya dalam ayat 30 dan 31, kenapa dalam Kitab Suci dikatakan : ‘apapun yang engkau kerjakan, baik engkau makan dan minum, hendaklah engkau memuliakan Tuhan’? Kenapa orang Kristen diingatkan untuk selalu memuliakan Tuhan, untuk cinta Tuhan, untuk selalu melayani Tuhan? Dalam pengertian para Reformator, semakin engkau membaca Firman Tuhan, semakin engkau mengerti akan kebenaran Firman Tuhan, semakin engakau akan diresahkan. Resah akan perbuatanmu, sikapmu, kemalasanmu dan hati nuranimu yang sudah tidak peka. Kepekaan yang merasa bahwa sudah selayaknya Tuhan memberkati aku. Dalam hal ini saudara mungkin sudah lupa bagaimana yang menjadi tanggung jawabmu, kewajiban dalam meresponi anugerah keselamatan yang sudah Tuhan berikan, kita sering menjadi orang yang berjiwa pengemis, selalu meminta kepada Tuhan, minta dulu baru kerjakan, seperti orang Indonesia katakan, belum kerja sudah minta duit. Sehingga Paulus mengatakan janganlah kita memegahkan diri tetapi marilah kita memegahkan Tuhan. Karena dalam hal ini Paulus mengingatkan sebagai dasar para Reformator untuk bermegah, karena Allah terlebih dahulu telah aktif melalui keberadaan Anak-Nya Yang Tunggal Yesus Kristus untuk memberikan besarnya anugerah keselamatan yang sudah diberikan dan digenapi di hadapan kita, di seluruh dunia ini. Memang secara harafiah tidak menekankan justification by faith (kita dibenarkan karena iman), tapi bagaimana cara Paulus menyampaikan secara tidak harafiah, secara implisit, penekanan yang lebih dari justification by faith yang membuat jemaat di Korintus kembali diingatkan : barangsiapa hendak bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Yesus. Bagaimana Paulus sendiri juga meresponi surat Yeremia, bagaimana dia kembali mengingat apa yang dia katakan, bagaimana dia memberitahukan setiap jemaatnnya, berdasarkan apa bermegah? Tidak ada. Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman. Di dalam dunia ini semua orang sudah berbuat dosa. Cara pandang dunia melihat dan menilai bertolak belakang dengan apa yang Tuhan katakan. Mengapa kita harus belajar rendah hati? Ketika Agustinus ditanya mengenai keberhasilannya sebagai orang Kristen, apa yang menjadi cara keberhasilannya? Yang pertama, rendah hati. Yang kedua, rendah hati. Yang pertama dan kedua sudah rendah hati, jadi yang ketiga? Masih rendah hati. Paulus mengingatkan kita bagaimana Tuhan memandang. Jangan minder. Orang Kristen minder terlalu besar, itu dosa besar. Semua orang pasti punya rasa minder. Kalau saudara bilang, oh, tidak. Saya semua ada, kekayaan ada, wajah lumayan. Siapakah dirimu kalau anda tidak punya rasa minder. Kalau kamu tidak ada rasa minder, pasti kamu ada rasa mindernya. Secantik-cantiknya anda, tetap pakai baju, tetap tau diri. Orang yang tidak gila akan sadar akan kekurangannya dan merasa minder. Minder pasti ada tetapi minder berlebihan adalah dosa berat. Sama halnya bagaimana kita meresponi perkataan Paulus. Paulus seorang rasul yang paling agung, Dia menganalisa setiap pelayanan Yesus, bagaimana ketika Yesus memilih keduabelas murid-Nya untuk mengikut-Nya. Pada waktu itu status murid-murid adalah orang yang biasa dan justru dalam hal itu, Kristus tidak membuang mereka. Dari 12 orang murid Yesus kemungkinan ada 7-8 orang adalah nelayan. Coba kita pikirkan, nelayan mau mengubah dunia? Yang benar saja! Tapi Tuhan justru memakai mereka untuk mengembangkan dan menyebarluaskan berita Kerajaan Allah dan itulah rencana yang sudah dipikirkan. Tuhan Yesus tidak usah bergantung kepada orang-orang yang harus mempromosikan keberadaan diri mereka. Ketika Yesus memilih keduabelas murid-murid-Nya, ada kemungkinan para murid berbuat salah, tetapi Yesus tidak membuang mereka. Yesus bahkan memakai mereka untuk menyatakan segala rencana-Nya dan mengenalkan kepada dunia ini apa yang sudah Ia pilih dan Ia tidak bergantung kepada orang, politik dan kekuatan tentara. Dia tidak melihat yang cantik dalam hal fenomena tetapi dalam hal ini Tuhan melihat dalam pribadi mereka sampai pada hati mereka. Tuhan Yesus tidak pernah terjebak dalam situasi kondisi; dalam hal ini dalam pengertian Roma yaitu hal yang perkasa, gagah. Tidak! Seorang nelayan yang dianggap tidak berarti apa-apa, hanya kehidupannya dengan ikan-ikan di laut. Tetapi justru Tuhan memakai dan menilai harga seseorang. Ketika Tuhan memilih mereka, hal itu yang menjadikan suatu pengertian yang berarti. Ada seorang yang menyatakan demikian dari cara pandang manusia: kalau begitu jika Tuhan yang sudah menentukan, masa depan gereja dan pengabaran Injil pasti akan kekal dan berhasil dan semua itu bergantung dari kejujuran dan ketaatan para duabelas murid ini, oleh karena itu mereka tidak perlu menghitung dalam kegagalan mereka tetapi hanya menghitung keberhasilan mereka saja. Kalimat ini menunjukkan suatu hal kedaulatan dan rencana Allah ketika semua sudah ditetapkan tidak ada seorangpun yang dapat menggoyahkan. Segala sesuatu yang sudah Allah pikirkan dan rencanakan dan sudah digenapi, tidak ada seorangpun yang dapat menggoyahkan. Hal ini sama dengan pengertian bagaimana Yesus juga memakai rencana dalam hal kerajaan Allah yang akan diberitakan dalam keberadaan diri mereka. Semua itu tidak bergantung pada manusia, tetapi dalam kedaulatan Allah saja yang terjadi. Tuhan tidak menggantungkan segala sesuatu pada kepintaran/kelebihan yang manusia tonjolkan. Roh Allah bekerja, memberikan kekuatan, penghiburan dan hati yang murni untuk selalu melayani Tuhan. Kenapa tercatat keduabelas orang murid yang dianggap lemah, yang dianggap tidak pintar, tetapi mengubah dunia? Pada waktu Tuhan memilih keduabelas murid, Tuhan memilih dengan rencana yang luar biasa dalam diri mereka satu per satu. Dalam Yohanes 15:16, pada waktu orang mulai bertanya apa bedanya dengan Yohanes 1:35-51? Dalam hal ini catatan yang terakhir mencatat dari Petrus, Andeas sampai kepada Natanael. Bagaimana Yesus memanggil para murid? Apa bedanya dengan Lukas 5:3-11? Perhatikan saudara-saudara, ketika mereka menebarkan jala itu dan ternyata koyak. Ketika Simon Petrus melihatnya, dia berkata kepada Yesus : ”Tuhan, pergilah dari padaku karena aku adalah orang berdosa”. Demikian juga Yakobus dan Yohanes anak zebedeus. Kata Yesus, “Jangan takut, sebab mulai hari ini engkau akan menjala manusia.” Semua ini tercatat dalam Injil Yohanes dan Lukas. Bagaimana Tuhan Yesus memanggil para murid-Nya dan apa yang menjadi perbedaan dengan Lukas 6:12-16 ? Apakah catatan Yohanes dan Lukas mengenai panggilan Yesus kepada murid-murid-Nya itu berlawanan? Dalam realita, ini tidak berlawanan. Tetapi dalam 3 nats alkitab yang kita bacakan dalam Yohanes, Lukas 5 dan Lukas 6, menunjukkan suatu panggilan yang akan kita bagi. Yang pertama, apa yang terjadi dalam Yohanes pasal pertama ini? Mengapa ditulis 12 orang murid Yesus yang lemah Tuhan pakai untuk mengubah dunia ini? Waktu kita membaca seorang yang bernama Andreas, Yohanes, Petrus, Filipus dan Natanael yang dituliskan dalam pasal pertama itu, Tuhan Yesus dalam pelayanannya di padang belantara dekat sungai Yordan. Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ bersama dengan kedua orang muridnya dan ketika ia melihat Yesus lewat ia berkata “lihatlah Anak Domba Allah”. Hal ini meresponi apa yang dilakukan oleh seorang yang bernama Yohanes Pembaptis ketika ia pergi mengabarkan Injil. Dan di situ terjadi suatu hal : murid-murid daripada Yesus dan Yohanes yang sudah terlebih tahu akan siapakah Yesus dari Yohanes. Identitas diri mereka bukan lagi orang biasa lagi tetapi mereka sudah menjadi pengikut Yohanes, tetapi pada waktu Yohanes berkata” lihatlah Anak Domba Allah”. Pada waktu dia menunjukan respon dari apa yang dikatakan gurunya sehingga mereka langsung mengikut Dia. Panggilan ini tidak salah. Panggilan ini tidak berlawanan dengan Lukas. Tetapi suatu hal keunikan ketika Tuhan memanggil. Ini adalah panggilan conversion. Di-convert artinya diubahkan. Sebelum mereka mau melayani, mereka harus masuk dalam suatu panggilan keselamatan untuk bertobat. Yohanes mempersiapkan suatu pertobatan itu. “Bertobatlah karena Kerajaan Allah sudah dekat!” Hal ini bukan berlawanan. Ada orang yang berkata berlawanan. Tuhan memanggil mereka sebagai rasul. Jadi pada waktu itu rasul masih ada (tetapi sekarang sudah tidak ada lagi). Namun sekarang ini masih ada gereja kerasulan (apostolic church). Ini terjadi karena mereka mencomot satu-satu ayat tanpa melihat teks Alkitab secara kontekstual dan keseluruhan untuk memberikan perbandingan. Tetapi dalam Yohanes mengatakan : panggilan pertama yang terjadi adalah panggilan konversi. Diubahkan, dikonversikan. Tetapi dalam pengertian panggilan konversi, panggilan pertobatan dan iman ini, apakah semua orang yang pada waktu mengikut Yesus adalah orang yang harus mengikut Tuhan secara full-time? Dalam pengertian melepaskan seluruh pekerjaan dan mengikut Tuhan. Dikatakan bahwa pada waktu mengikut Tuhan, mereka bukan seorang full timer tetapi di lain pihak mereka tetap megerjakan pekerjaan mereka. Mereka tetap melakukan pekerjaan mereka dan mencukupi diri mereka dengan apa yang sudah mereka kerjakan dalam hidup mereka. Mengapa dalam konsep panggilan Reformed ada dua hal untuk memproses? Jangan terlalu cepat anda melepas pekerjaanmu, anda jadi part-timer dulu. Kenapa ada penatua? Penatua dan pendeta bedanya apa? Kalau Pendeta fulltimer. Saudara tidak boleh mencabangkan antara dunia sekuler dan pelayanan. Penatua mempunyai tujuan untuk mengajar tetapi dia tidak melepaskan pekerjaan aslinya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Sama seperti para murid ini. Hari ini kita kembali, kalau begitu itu tugas penatua saja. Kalau anda tidak terpanggil sebagai hamba Tuhan, bukan berarti saudara masih mempunyai satu alasan, kan itu hamba Tuhan biar saja. Saya ini jemaat biasa. Justru sebagai jemaat biasa kita harus mempunyai suatu pengertian dalam meresponi Tuhan. Dalam dunia pekerjaan, kita juga tidak boleh melupakan melayani Tuhan. Maka kita terlebih dahulu harus mengakui Yesus sebagai Anak Domba Allah; sebagai Tuhan di atas segala tuhan, dengan hati yang jujur dan tulus mengakui Dia. Orang yang mengalami panggilan conversion ini selalu mempunyai dua pengertian, iman dan pertobatan. Tetapi iman dan pertobatan ini selalu dapat dibedakan. Karena dalam hal ini, apakah pertobatan seseorang itu dapat dilakukan di luar iman yang sudah diberikan Tuhan? Hal itu tidak mungkin. Karena orang yang bertobat, berpalingnya manusia berdosa meninggalkan dosa dan berpaling kepada Kristus. Itu adalah suatu proses secara keseluruhan dan iman adalah bagian dari pertobatan. Kalau kamu sudah bertobat berarti berpalingnya dirimu dari kegelapan ke dalam kebenaran. Meninggalkan dunia kegelapannya dan kembali , masuk ke dalam dunia yang terang. Dalam bahasa Ibrani, berpaling=Shuv= return, conversion, diubahkan. Metanoia (Yunani)= change your mind and intension. Bagaimana pengertian dan perhatian mengalami perubahan? Dulu engkau menyukai hal-hal yang fana tetapi sekarang engkau lebih tidak menyukai. Engkau dulu lebih terikat tetapi sekarang tidak lagi.

Menurut John Calvin, arti pertobatan ada 3. Yang pertama, engkau harus meninggalkan pribadimu dan kembali kepada Allah. Meninggalkan segala konsep lama dan keinginan lamamu dan memakai konsep yang baru. Tinggalkan segala arogansi dirimu dan kembali kepada Allah. Dan lupakan segala pengertian lamamu, idealismemu. Sekarang engkau tinggalkan dan memakai sesuatu hal dalam arti diperbaharui. Yang kedua, dia mengatakan seluruh kehidupan kita harus sungguh-sungguh kembali kepada Allah dengan perasaan yang suci, murni, kesungguhan hati takut akan Allah. Yang ketiga, matikanlah segala kedagingan dirimu. Dalam arti, saudara perlu dapat mendisiplinkan keberadaan kedaginganmu dan kehidupan lamamu. Dalam hal ini kita dapat melihat ada suatu pimpinan Roh Kudus memberikan kita pimpinan dan hiburan. Dan yang kedua, panggilan yang terjadi dalam Lukas pasal yang ke-5, di mana adalah panggilan untuk melayani (ministry). Ketika Yesus menyuruh Petrus menebarkan jala, dalam hati Petrus mulai berpikir apa tidak salah guruku ini. Saya sudah semalaman, sudah capek. Nelayan adalah pekerja yang sangat sabar. Menjala adalah pekerjaan yang sangat susah. Dalam hati Pertrus berpikir : saya nelayan dan engkau seorang tukang kayu. Anda tau apa? Tapi kita belajar untuk melayani. Sebelum melayani kita harus belajar untuk mendengar dulu. Coba mendengarkan dan menjalankan. Banyak hati kecil kita walaupun sebagai orang Kristen yang malas dan tidak mau meresponi panggilan Tuhan tetapi tetap mempunyai suatu keinginan untuk melayani Tuhan, memuliakan Tuhan. Tapi saudara tidak mau taat dan mendengarkan terlebih dahulu. Tetapi Petrus tidak, dia taat mendengarkan, menebarkan jalanya. Pada waktu dia melihat apa yang diperintahkan oleh gurunya, memberikan hasil. Di situ dia belajar untuk mendengar dahulu. Kerjakan dulu mungkin ada kesalahan. Tapi kalau anda tidak mengerjakan, anda sudah salah total. Sering kita tidak taat. Kita mau melawan, kita ingin menggurui Allah kita. Panggilan yang ketiga yang terdapat dalam Lukas 6. Hal ini sama dengan Matius 10:1-4 yang mengatakan panggilan itu adalah panggilan kerasulan dalam arti apostleship. Orang yang dipanggil sebagai rasul adalah orang yang dipanggil, tinggal bersama-sama dengan Allah dan orang yang bersama-sama dengan Allah melayani dalam kehidupannya. Berarti dari arti kerasulan ini., jabatan rasul masih adakah? Status rasul sudah tidak ada. Kalau hari ini jika seorang pendeta mengakui diri bukan lagi sebagai pendeta tetapi seorang rasul. Saya tanya, kamu tau arti kerasulan? Siapa yang memilih rasul? Yesus. Arti kerasulan? Orang yang hidup bersama Allah dan tinggal bersama Dia dan melayani bersama dengan Dia. Kalau yang pertama saja Yesus yang memanggil rasul, siapa yang mengangkat Lorentz Gong menjadi rasul? Ternyata yang mentahbiskan dia menjadi rasul adalah Peter Wagner waktu itu yang tercatat bukan sebagai seorang pendeta tetapi seorang guru teologia. Pendeta ditahbiskan oleh guru teologi tetapi pada waktu ditahbiskan jabatannya melonjak lebih dari pada pendeta, rasul. Pertanyaan saya simple saja : Yesusnya mana? Kalau Yesus yang mengangkat, saya percaya dia adalah rasul.

Tetapi fungsi kerasulan masih ada. Tugas seorang rasul adalah mengajar, lain dari tugas nabi untuk bernubuat. Hari ini saya bukan rasul tetapi melakukan fungsi kerasulan. Sampai hari inipun jika saya dikatakan sebagai seorang bapa gereja, saya bilang tidak. Karena bapa gereja perlu diakui dalam waktu ratusan tahun pembuktiannya.

Yang ketiga panggilan apostolic ini. Yang keempat adalah panggilan untuk mempersiapkan hati kita, yaitu panggilan martir. Panggilan yang paling terakhir adalah karena untuk Kerajaan Allah. Untuk Injil Kristus, saudara perlu mengorbankan jiwa saudara untuk Injil Kristus. Ada yang mengatakan darah orang yang martir adalah benih dari gereja. Semakin gereja mengalami kesengsaraan dan penganiayaan oleh karena kebenaran dan Injil Kristus, saudara jangan takut, dia tidak akan mati, tetapi terus akan berkembang. Pemerintah komunis seberapa kejamnya menyiksa, membunuh para misionaris di china, tetapi tidak pernah akan mematikan. Benih itu terus akan bertumbuh. Bukankah dalam hal ini ada catatan mengenai perang boxer, para misionaris di China yang disiksa, dihukum mati, dipenggal bahkan dipisahkan. Saya pernah menceritakan tentang suami istri yang ditangkap oleh tentara merah dan mereka punya anak yang masih 3 bulan. Sang misionaris ini bernama Betty. Dia menyelipkan 10 dolar ke dalam baju bayinya ini dan berharap ada orang yang menemukan bayinya dan memelihara anak ini dan memberikan uang saku 10 dolar. Suaminya ditangkap terlebih dahulu baru dia dan diadili. Diadili dalam hal ini dengan ketidakadilan. Pada waktu dia ditangkap sekalipun Martin Luther mengatakan “Here I stand” dengan 95 dalil di Wittenburg tetapi dia tetap gentar karena dia seorang diri harus menghadapi uskup dan pemimpin agama sampai dia menuliskan perasaan hatinya kepada Philip Melanchton, tetapi Allah tetap memberikan kekuatan kepadanya. Sama dengan misionaris ini. Dan pada waktu dipenggal, dia gemetar, takut. Di dalam kemanusiaan Yesus di taman Getsemani, Yesus berkata, “Biarlah cawan ini berlalu daripada-Ku.” Tetapi Dia dimampukan; bukan kehendak-Ku yang terjadi tetapi kehendak-Mu saja yang terjadi. Jika Allah sudah menetapkan, tidak ada suatu oknum yang dapat mengubahnya. Cara mati kita berlainan. Saya sangat menghormati guru saya yang dianggap bodoh. Ngajar tidak pintar, tetapi dia rajin penginjilan. Penginjilan dari film-film yang diputar gratis. Dia putar film itu dan setelah filmnya habis dia memberikan kesan dalam pemutaran film itu, apa yang dia beritakan. Ketika dia meninggal, dia berada diatas mimbar dia sedang berkhotbah dan memberikan kesaksia tentang pemutaran film lalu tiba-tiba dia jatuh ke belakang. Dan pada waktu ambulance datang ternyata dia sudah mati di atas mimbar. Bahagia tidak mati di atas mimbar?

Kalau kita melihat misionaris ini (Betty) : pada waktu misionaris ini melihat suaminya dipenggal di depan dia, tetapi dia tegar dengan suatu pengharapan dan hal yang tidak dapat dihindari, dia melihat suatu kekekalan. Marilah kita belajar di mana tangan Tuhan selalu memberikan suatu hal yang luar biasa dalam darah orang yang martir. Darah martir adalah benih dari gereja. Gereja di China ditekan oleh pemerintah komunis tetapi tidak pernah mati. Semakin ditekan sem;akin berkembang. Sehingga guru saya yang mengajar di gereja bawah tanah berkata kita tidak boleh berdoa Tuhan supaya penderitaan itu hilang daripada China, tetapi kita seharusnya berdoa agar penderitaan sering terjadi di China. Orang Kristen terlalu hidup enak. Lupa akan penebusan dan keselamatan di atas kayu salib. Kalau kita sudah menerima anugerah Tuhan, kita jangan minder lagi karena segala sesuatu Tuhan akan pakai untuk memalukan dunia ini.(FL)

(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah.)