Ringkasan Khotbah, Kristus adalah cahaya kemuliaan Allah - Pdt. Dr. Stephen Tong (DVD)

Pengkotbah: Pdt. Dr. Stephen Tong (DVD)
Nats Alkitab: Ibrani 1:1-3
Tanggal: 12 September 2010

Saudara-saudara sekalian, selain orang Kristen siapakah yang bisa melihat apakah artinya sejarah ini? Kalau sejarah ini adalah sesuatu yang membutakan entah menuju kemana, maka hidup kita pasti dikelilingi oleh awan gelap, sehingga kita tidak rasa ada makna untuk melangsungkan hidup di dalam dunia ini. Tetapi sungguh-sungguh Tuhan berkata bahwa dunia ini akan menuju kepada suatu titik di mana akan selesai, akan sempurna, akan ada kemuliaan dan di situ juga ada yang mewarisi segala sesuatu yaitu Kristus. Dan Dia pernah diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk menciptakan segala sesuatu dan Dia sendiri yang menopang segala sesuatu; inilah konsep filsafat sejarah orang Kristen. Kita mengetahui, waktu yang sedang berlangsung ini ada titik permulaan dan ada titik akhir dan sekarang sedang ditopang oleh Yesus Kristus sendiri. Saudara sekalian, setelah kita memikirkan sejarah dan prosesnya dengan alfa point dan omega point, maka kita di tengah-tengah perjalanan ini boleh hidup dengan cahaya yang dari mana? Kita boleh hidup di dalam perjalanan yang menuju kemana dengan kekuatan dari mana? Saudara-saudara, dalam ujian untuk mendapatkan SIM, ada satu pertanyaan : “Di malam-malam gelap dari Surabaya ke Jakarta ada berapa lampu?” Saudara-saudara, jawaban itu begitu sulit, sehingga banyak orang mengatakan “saya tidak tahu”. Ada yang mengatakan “pasti puluhan ribu lampu di tengah-tengah jalan Surabaya ke Jakarta”. Tetapi jawaban yang paling baik hanya satu, yaitu hanya ada 2 lampu, yaitu lampu mobil yang menerangi jalanku. Saya tidak peduli jalan ini ada berapa lampu, saya peduli mobil ini ada lampu sehingga saya boleh terus jalan. Saudara-saudara kalau lampumu itu menyala, kamu jalan 100-120 km/jam meskipun lebih cepat daripada pagi hari, itu mungkin. Tetapi kalau sama sekali tidak ada cahaya, engkau melangkah 1 meter pun ketakutan entah depanmu itu jurang atau sungai. Saudara-saudara sekalian, jadi proses jalan memerlukan cahaya. Inilah sebabnya di sini dikatakan : Yesus selain Dia adalah alfa point, selain Dia adalah omega point, Dia adalah supporting power. Yesus Kristus adalah suatu kekuatan yang membuat segala sesuatu tertopang. Dia juga adalah cahaya di dalam proses jalan ini. Coba lihat! Alangkah indahnya firman Tuhan, maka di dalam ayat ke 3 langsung dikatakan “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan Ia adalah gambar wujud Allah. Di dalam sepanjang sejarah proses waktu ada cahaya dari Tuhan. Kita bersyukur kepada Tuhan, di dalam hidup kita pernah ada cahaya yang menerangi kita. Kita beryukur kepada Tuhan di dalam proses waktu ada penerangan yang membawa kita menuju kepada arah yang benar. Saya tidak bisa membayangkan, hidup tanpa cahaya itu adalah hidup yang seperti apa. Saya tidak bisa membayangkan, hidup tanpa penerangan itu hidup yang tidak berarah adanya. Puji Tuhan, Alkitab berkata: di dalam sejarah ada cahaya, di dalam proses waktu ada cahaya, di dalam hidup setiap pribadi ada cahaya. Dan cahaya ini menjadi sesuatu yang dicipta oleh Tuhan dengan urutan nomor 1. Pada waktu Allah menciptakan segala sesuatu, yang pertama Dia mengatakan “biarlah ada cahaya”. Ini kalimat mendahului segala ciptaan. Jadi segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan, yang pertama Tuhan memberikan cahaya ke dalam segala sesuatu yang belum dicipta itu. Pada waktu Allah menciptakan segala sesuatu di dalam keadaan proses yang mungkin mengalami kerusakan, sehingga ada satu pembaharuan, perubahan lagi, tetap yang pertama adalah cahaya. Sebab engkau yang rusak diberikan kehidupan yang baru tetap dimulai dari penerangan cahaya. Maka Tuhan kita adalah Tuhan yang memerintahkan cahaya untuk keluar daripada kegelapan lalu bersinar ke dalam hati manusia. Tuhan adalah Tuhan yang menginginkan cahaya menerangi akan manusia yang hidup. Saudara-saudara, “Let there be light” / “Jadilah terang”. Pada waktu kalimat-kalimat ini dikumpulkan menjadi suatu syair yang panjang, yang menjadi lirik dari oratorio “Creation”, penulis menulis: maka Tuhan mengatakan “biarlah ada terang, maka terang itu ada”. Waktu makalah ini diberikan kepada Joseph Hayden, pada waktu ia melihatnya lalu penulis lirik dan orang yang menyuruh dia membuat oratorio berpesan kepada dia : Waktu engkau menulis sampai sini tidak boleh ulang-ulang, hanya boleh muncul satu kali saja. Hal ini menjadi tantangan yang sangat besar, karena di dalam lagu Mesias yang ditulis oleh George Frederich Handel berpuluh-puluh tahun sebelumnya adalah memakai cara “counterpoint” sehingga memungkinkan pengulangan terus menerus. Tetapi ini di oratorio Creation ini tidak bisa. Hanya bisa tulis satu kali “Tuhan berkata jadilah terang, maka terang itu jadi. Dia gemetar sekali untuk menulis lagu yang mencetuskan dan mengutarakan kebesaran ciptaan Tuhan yang pertama ini, maka dia luar biasa ditantang. Dan dia memakai segala teknik yang mungkin untuk menggubah lagu ini, akhirnya dia benar-benar hanya satu kali dengan keadaan yang sangat pelan sekali, musik masuk lalu satu suara dari bariton yang mewakili suara Tuhan berkata: “biarlah ada terang, maka terang itu ada”. Di situ musik mendadak masuk dengan satu pukulan berhenti dan ada suara “adalah terang” ; “and there was light”. Pada waktu kata ‘terang’ itu muncul maka kira-kira dituntut suara dari lembut menjadi keras, kira-kira perbedaan volumenya 20 kali. Dengan keadaan dramatis seperti ini maka koor itu harus menyanyi secara lembut, dan kemudian pada saat masuk kalimat “Tuhan berkata: Let there be light” dengan suara keras luar biasa dan seluruh orkestra masuk. Pada waktu pementasan pertama di Vienna maka Haydn sendiri datang. Dia khusus mau tahu kalimat itu dinyanyikan sukses atau tidak; apa yang dia gubah itu jadinya seperti apa. Maka dia duduk di tempat yang sangat depan, memperhatikan konduktor memimpin akan koor dan orkestra pada waktu itu, dan dia memperhatikan setiap pukulan yang dia gubah. Pada waktu kalimat itu keluar dan dia melihatnya maka kemudian ia menangis. Dia tahu bahwa Roh Kudus sudah membantu dia menyelesaikan lagu itu, dan ia berdiri mengatakan “Itu bukan dari saya.. itu bukan dari saya.. itu dari Tuhan Allah!” dan dia langsung jatuh pingsan. Saudara-saudara, seorang murid yang kurang hormat kepada dia, yang hanya menghormati Mozart, bernama Ludwig Von Beethoven hadir dalam konser itu. Ia hadir karena ingin mengetahui mantan gurunya masih ada kemungkinan menggubah lagu seperti apa. Tetapi pada waktu dia mendengar kalimat itu, ia kagum luar biasa, apalagi ketika dia mendengar teriakan “Itu bukan dari saya, itu adalah dari Tuhan” dan gurunya langsung jatuh pingsan. Beethoven sendiri yang mengangkat dia bangun dan mulai menghormati dia. Musik-musik yang agung tidak mungkin ditulis hanya dengan bakat dari Tuhan saja, tetapi memerlukan penyertaan Tuhan pada saat tertentu untuk bisa menulis sesuatu yang luar biasa. Saya sebenarnya ingin sekali, setiap ada lagu yang baru dinyanyikan lalu dijelaskan, supaya saudara-saudara bisa mengetahui musik-musik yang agung di dalam sejarah bagaimana sampai kepada kita.

Saudara-saudara, terang itu menjadi hal yang pertama ketika Tuhan menciptakan segala sesuatu. Sebelum Dia memberikan kepada kita anugerah-anugerah Tuhan yang lain, Dia memerintahkan terang keluar terlebih dahulu. Maka terang itu adalah sesuatu yang sangat ajaib dan sulit kita mengerti adanya. Jikalau kita menyelidiki secara fisika saja maka terang itu apakah? Seorang bernama Sir Isaac Newton, dia yang mengatakan bahwa terang itu mengandung segala warna-warni yang mulia, tetapi orang biasa tidak lihat, kecuali dengan menggunakan kaca segitiga. Pada saat cahaya melewati kaca itu, langsung menyatakan apa yang terisi di dalam terang. Berarti terang yang kita take it for granted, yang kita lihat sebagai hal yang biasa, di dalamnya ada kemuliaan dari warna-warna polychrome. Pada waktu dulu engkau meihat foto hitam-putih, lalu engkau membandingkan dengan foto berwarna, maka engkau melihat luar biasa ajaib, luar biasa hebatnya manusia bisa mengeluarkan semua warna di atas satu kertas. Penemuan ini menjadikan dunia maju sekali. Saya tidak bermaksud bahwa foto yang berwarna pasti lebih baik dari foto hitam-putih. Orang yang tidak mengenal seni, diberikan kamera yang paling baik sekalipun tidak menghasilkan foto yang baik. Foto hitam-putih banyak yang bernilai luar biasa tingginya karena mereka mempunyai teknik yang sangat tinggi. Jikalau orang mempunyai teknik yang tinggi dan bisa mengambil foto dengan warna, pasti foto warnanya itu mulia dan bagus luar biasa. Di dalam cahaya ada warna-warni yang tidak kelihatan, di dalam cahaya yang menyatakan warna sendirinya mengandung warna, sebelum dia memberikan penerangan sehingga engkau bisa membedakan warna. Saudara-saudara di dalam cahaya itu sendiri mengandung kemuliaan warna-warni yang luar biasa limpahnya. Inilah suatu kalimat yang muncul disini : Dia adalah cahaya dari kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah (Ibrani 1:3). Jikalau kita telah membicarakan bahwa Dia adalah Sang Pencipta, Pewaris dan Dia akan menjadi Tuhan dari sejarah, Dia adalah pengontrol dari alam semesta. Dia adalah cahaya kemuliaan Allah artinya adalah Dia adalah revealer, Sang Pewahyu. Di dalam Ibrani 1:1-3, beberapa ayat yang begitu pendek ini, kita melihat kelimpahan yang mau diajarkan kepada orang Kristen itu merupakan suatu kelimpahan yang melampaui siapapun. Ini merupakan suatu kelimpahan yang sangat padat, yang tersimpan di dalam kalimat-kalimat yang begitu pendek.

Saudara-saudara, siapakah Kristus? Pencipta, Pewahyu. Dari mana kita tahu Dia adalah Pewahyu? Dia adalah cahaya dari kemuliaan Tuhan. Cahaya dari kemuliaan Tuhan - kalimat ini berarti bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang mulia, tetapi mulia itu tidak mungkin dilihat, kecuali mulia itu menyatakan cahaya-Nya yang datang kepada kita, sehingga kita melihat cahaya, baru kita bertemu dengan kemuliaan Tuhan. Ini adalah suatu indikasi bahwa Christ is the revealer of the Glory of God, Christ is to manifest the Glory of God in His own light. Di dalam cahaya Kristus menyimpan kemuliaan Allah itu sendiri. Saya sebenarnya tidak layak untuk berkotbah tentang cahaya, tentang terang, apa itu light. Dan saya mengetahui juga, orang-orang fisika pada waktu mereka menyelidiki cahaya mereka menjelajah kepada suatu paradox yang luar biasa besarnya. Kenapakah cahaya adalah sesuatu yang bisa dilihat, tetapi tidak bisa diukur beratnya ? Bukankah ini suatu paradoks? Segala sesuatu yang bisa kita lihat, kita bisa ukur beratnya berapa, dengan ukuran berat itu kita tahu benda yang kelihatan ini adalah benda yang berapa bobotnya. Kita bisa mengukur semua dari apa yang kita lihat, bahkan kita bisa mengukur berat daripada udara yang tidak kita lihat. Sesuatu yang bisa dilihat, kenapa tidak ada beratnya? Ini ajaib! Sesuatu yang bisa dilihat bukan saja tidak ada beratnya, tetapi justru mempunyai kecepatan, ini lebih ajaib lagi. Kecepatan merupakan suatu kaitan dimensi keempat yang berelasi dengan tiga dimensi yang lain. Sehingga Einsten mengatakan: yang disebut waktu, adalah dimensi keempat. Dimensi keempat bukan seperti apa yang dikatakan oleh Paul Yonggi-Cho yang begitu dangkal. Seorang mahasiswa yang mengikuti Reformed Institute dari Harvard University, dia mengatakan ada fisika yang menjelajah sudah sampai dimensi ke-76, masa Tuhan Allah ada di dalam dimensi keempat, itu pikiran yang terlalu kuno, terlalu dangkal dan itu sama sekali tidak cukup untuk menggambarkan keagungan Tuhan. Dan kira-kira 60-70 tahun yang lalu, Einstein sudah menyatakan bahwa waktu itu adalah dimensi yang keempat. Di dalam keadaan ruang kita mengetahui dimensi satu, dua dan tiga, maka segala sesuatu ada panjangnya, lebarnya, tingginya, tetapi ketiga dimensi ini kalau sudah bergerak maka dia memerlukan dimensi yang lain yaitu waktu. Dan dimensi yang lain itu, kalau memerlukan sedikit mengakibatkan gerakan yang panjang dan yang sangat panjang itu disebut kecepatan tinggi. Sesuatu yang tiga dimensi, kalau dia memindahkan lokasi ke tempat lain, makin memakai waktu yang makin sedikit, namanya adalah kecepatan makin tinggi. Tetapi dari sejarah, pertama-tama kita melihat ada emission theory daripada Sir Isaac Newton, lalu ada vibration theory, dan ada teori-teori lain abad ke 20. Di dalam Einstein memikirkan bahwa cahaya itu tetap, tidak memiliki sesuatu arah yang lurus, seperti apa yang dipikirkan dalam sejarah tradisional. Tetapi menurut dia, benda yang besar sekali, cahaya lewat, ada pengaruh yang membuat cahaya itu bengkok, sehingga itu tidak mutlak menjadi relatif. Ini semua penemuan di abad ke-20 yang berlainan dengan jaman Sir Isaac Newton, membuktikan bahwa manusia tidak boleh seperti jaman modern yang terlalu kaku memutlakkan pemikiran mereka sendiri, karena ada hal-hal yang sebenarnya kita tidak tahu. Penemuan-penemuan menyatakan makin banyak pengungkapan daripada paradoks cahaya. Yesus adalah terang, Yesus itu adalah paradoks, Yesus adalah terang maka Yesus sulit dimengerti. Terang itu bisa dilihat? Bisa. Ada beratnya? Tidak. Terang itu bisa dilihat? Bisa. Ada kecepatannya? Ada. Terang itu cepatnya sampai seberapa? Sampai abad ke-19, orang-orang seperti Haigen, Foco sampai Einstein, makin lama makin maju. Kita mengerti terang dan pada abad ke-19 telah ditemukan bahwa kecepatan terang itu adalah 180.000 mil per detik. Bumi satu kali putar kira-kira hanya 24.000 mil. Sehingga bumi ini hanya memerlukan 1/7 detik untuk cahaya keliling seluruh dunia 1 kali. Dengan kecepatan demikian, kenapa bisa ditemukan, dan orang yang menemukan bisa membuktikan bahwa yang ditemukan itu benar, ini semua saya tidak mengerti. Tuhan telah memberikan pengertian akan cahaya, makin lama makin besar, makin lama makin tepat, makin lama makin sungguh-sungguh mengerti akan cahaya. Saya kira kalau kita bisa mengerti cahaya sesungguhnya dalam fisika, kita hanya mengerti cahaya dalam dunia materi, tetapi yang dikatakan di sini jauh lebih daripada itu. Cahaya itu ada kecepatannya, bisa dilihat, cahaya itu bukan materi, tidak ada beratnya, tidak bisa dipisah atau dirintangi sama sekali. Ada hal-hal yang membuat kita tidak mengerti, di mana cahaya tembus, di situ kekuatan energi juga tembus. Kenapa? Kalau mobil tidak diberikan kaca, kalo mobil saya dibuat dengan jendela kayu, maka cahaya tidak masuk. Kalau cahaya tidak masuk, panasnya tidak masuk. Tetapi heran sekali, kalau mobil memakai bahan kaca sebagai jendelanya, cahaya masuk dari kaca karena transparan, panasnya bagaimana masuk. Ini menjadi satu hal yang menarik sekali bagi ahli fisika untuk menyelidiki, sebenarnya cahaya itu apa. Saudara-saudara, cahaya, terang hal ini menjadi suatu hal yang sangat misterius bagi orang kuno dan makin diungkapkan makin jelas dalam jaman modern, tetapi Alkitab mengatakan pada halaman pertama, Let there be light! Dan Tuhan mengatakan : “I am your light”. Yesus berkata “I am the light of the world, you must be the light of the world. Dalam kitab suci cahaya ini mempunyai kesinambungan dari permulaan dan pada akhirnya di dalam kekekalan kita tidak perlu lampu lagi, karena Christ is the light in the new world, Dia anak domba Allah akan menjadi cahaya di dalam dunia yang baru. Salah satu lagu yang sangat indah sekali berjudul “Holy City” yang ditulis oleh Stevens Adam, di dalamnya mengutip kalimat itu. tidak ada matahari, bintang, tidak perlu lagi cahaya bulan pada waktu malam, karena Kristus sendiri yang menerangi segala sesuatu di dalam dunia New City, the Holy City Jerusalem. Disini dikatakan Dia adalah cahaya kemuliaan dari Tuhan Allah, dimana ada cahaya kita melihat hal-hal yang tidak mungkin tidak ada. Pertama, dimana ada cahaya disitu mengakibatkan penerangan, untuk memberikan perbedaan, memberikan kemungkinan kita melihat nyata segala sesuatu faktualnya bagaimana. Apakah pakaian ini bersih, apakah toga ini kotor, apakah bangunan ini dirawat dengan baik, engkau tidak mungkin mengetahui dengan jelas kecuali ada cahaya. Di dalam penerangan cahaya, engkau melihat yang kotor dimana, yang rusak dimana, yang kurang lurus dimana, yang belum lengkap diaman. Kenapa engkau tahu? Karena cahaya. Kalau tidak ada cahaya, engkau tidak mungkin membedakan, tidak ada kemungkinan menyatakan, mengetahui. Kalau tidak ada cahaya, maka orang putih itu hitam, dan yang hitam juga hitam. Kalau di dalam keadaan malam gelap, yang tidur dipinggir itu diganti orang negro, engkau juga tidak tahu siapa dia, karena engkau tidak lihat. Begitu cahaya keluar, engkau tahu ini baju warna kuning, abu-abu, kotak-kotak, karena cahaya memberikan penyataan dan kalimat ini muncul dalam Efesus 5 “segala sesuatu yang bisa menyatakan adalah cahaya, di dalam penafsiran akan efesus 5, saya sudah pernah mengkotbahkan ayat itu. demikian di dalam dunia ini, yang membuat kita mengetahui, mengerti perbedaan segala sesuatu tidak lain itu namanya cahaya. Itulah sebabnya di dalam bahasa Ibrani, cahaya itu adalah Noor, dan Noor pindah menjadi bahasa arab mejadi Nuur dan ke bahasa Indonesia menjadi Nur, hati nurani. Jikalau seseorang di dalam hatinya ada nur, hatinya beres, tapi kalau hatinya tidak ada nur, tidak beres. Apakah perbedaan pemerintah yang dulu dan yang baru? Yaitu yang dulu kurang nur, yang baru lebih banyak nur sedikit. Tapi nur yang baru bisa tahan berapa lama kita tidak tahu, 10 tahun lagi mungkin lebih gelap daripada dulu. Waktu orde baru permulaan, bukan main baiknya, waktu Indonesia baru merdeka bukan main baiknya. Lambat laun kita mengatakan belanda menindas rakyat, beberapa puluh tahun kemudian rakyat ditindas oleh keluarga-keluarga yang jauh lebih kejam dari belanda. Kenapa? Nur nya hilang. Jikalau ada cahaya, engkau bisa membedakan, kalau tidak ada cahaya, semua sama. Kalau ada cahaya, engkau mengetahui mana yang benar dan tidak benar. Dalam bahasa Ibrani, arab dan masuk ke dalam bahasa Indonesia artinya cahaya, cahaya yang berada dalam hati manusia, itu siapa? Yaitu roh yang dicipta menurut peta dan teladan Allah. Maka di dalam amsal Sulaiman dikatakan “the spirit of man is the lantern of God” Roh manusia adalah pelita dari Tuhan Allah, roh manusia mempunyai cahaya dari Tuhan Allah. Allah menciptakan segala binatang, tidak memberikan cahaya di dalam hatinya. Waktu Allah menciptakan manusia, Dia memberikan roh yang adalah cahaya Tuhan sendiri di dalam hatinya. Dan cahaya ini adalah created light, Yesus Kristus adalah creating light, Dia bukan cahaya yang dicipta, Dia adalah cahaya yang mencipta. Maka dikatakan “siapakah Yesus Kristus? Dia adalah cahaya dari kemuliaan Tuhan”. Orang yang melihat Yesus Kristus, seperti orang yang bertemu dengan terang, orang yang bertemu dengan terang itu reaksinya bagaimana?

Ada 3 macam: 1. Benci ; 2. Senang ; 3. Benar-benar mendapat manfaat dari cahaya itu. Pada waktu engkau memberikan cahaya kepada seseorang, orang itu member 3 reaksi kepada kita. Reaksi pertama yaitu menolak cahaya. Karena dia suka berada di dalam gelap, maka dia tidak suka diterangi. Orang-orang yang sudah biasa bekerja di pertambangan-pertambangan ratusan meter dibawah permukaan bumi ini, seperti yang ada di Afrika selatan yang menggali tambang emas. Mereka tahu bahwa emas ada di dalam perut bumi, yang mungkin sampai 500 m dibawah, disitu panasnya luar biasa. Maka peralatan harus ada AC dan sebagainya, jika tidak engkau bisa mati di dalamnya. Makin dalam, makin panas dan mereka yang bekerja disana, tidak ada cahaya dari luar, mereka pakai lampu. Tetapi mereka yang sudah biasa berada di dalam, maka diafragma dari mata mereka menjadi semakin besar. Sehingga cahaya sedikitpun sudah cukup untuk mereka melihat sesuatu, tetapi kalau mereka diangkat keluar dari kedalaman bumi itu, langsung ke permukaan bumi dan langsung melihat matahari, mereka mungkin sekali menjadi orang buta, karena belum sempat menyesuaikan diafragma dari pada mata itu, langsung kena cahaya yang besar sangat bahaya karena dapat merusak segala syaraf yang ada di mata. Orang yang biasa berada di dalam kegelapan, mereka tidak mau menerima terang mendadak, orang yang hidup di dalam dosa, tidak mau meneriman teguran firman Tuhan mendadak. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata “ada orang yang tidak suka terang”. Yohanes 3:17-21. Di dalam ayat 21 dikatakan ada 2 macam reaksi kepada terang. 1. Benci terang ; 2. Datang kepada terang. Mengapa orang membenci terang? Karena mereka hidup di dalam kejahatan, berbuat di dalam kegelapan, mereka lebih suka kegelapan daripada terang. Pada saat saya pertama kali ke Menado, waktu itu saya masih muda sekali. Kotbah saya menyerang dosa, menunjukkan segala kesalahan dengan keras sekali. Lalu pada satu hari kebaktian dari 1000 orang menjadi 8000, 9000 orang, sampai gerja tidak cukup, lalu lintas tidak bisa jalan, maka kita pindah ke suatu halaman besar daripada gereja centrome di Menado. Pada waktu itu banyak orang datang, makin lama makin banyak. Satu hari bisa menambaha sampai 1500-2000 orang. Jadi kota-kota yang lain dengar siaran radio. Mereka datang dari Tinoor, tondano dan dari kota-kota yang lain, semua kumpul di Menado dan malam terakhir sampai 16,000 orang. Tapi heran sekali, ada seorang pendeta yang suka kotbah tidak datang. Lalu seorang Kristen bertemu dengan pendeta itu di pasar berkata “engkau tahu tidak ada kebaktian yang begitu bagus sekali? Kenapa engkau tidak datang?” lalu pendeta itu mengatakan “maaf, saya tidak berani datang. Karena saya tahu teguran itu sangat hebat sekali, dan saya takut dihadapan banyak orang dosa saya tertegur. Selama ini saya tahu di dalam diri saya banyak hal yang tidak beres. Pendeta itu menjawab demikian, dan orang itu kembali dan berkatan kepada saya “saya baru tahu ada pendeta yang tidak suka dengar kotbah, ada pendeta yang tidak ikut kebaktian-kebaktian yang menegur dosa, karena mereka sendiri masih hidup di dalam dosa. Saya Tanya lagi, dosa apa? Dosa masih bergaul dengan cara-cara tradisionil, masih pake opok-opok, masih memegang ilmu sihir. Jadi pada saat mereka mengadakan suatu pertemuan, mereka cari dulu kepada dukun, lalu pendeta yang mencari dukun itu, dalam nama Yesus membuka kebaktian. Pada waktu kebaktian yang mengakibatkan kebangunan iman yang sejati diberikan, mereka tahu itu salah dan mereka belum mau bertobat, mereka tidak mau datang. Alkitab mengatakan “ada orang yang tidak suka terang”maka mereka menolak supaya mereka boleh terus hidup di dalam kegelapan. Saya tidak berarti menuduh semua pendeta demikian. Saya percaya di Menado banyak pendeta yang baik, tapi ada dimana-mana, termasuk di dalam cabang GRII ada orang-orang yang tidak tulus. Di dalam hidup Yesus Kristus kita melihat persis orang Israel yang berkata kepada Allah “Mesias datanglah, Imanuel datanglah”, mereka seolah-olah beribadah, seolah-olah menunggu kedatangan Yesus Kristus, tetapi pada saat Yesus sungguh-sungguh datang mereka benci Dia. Karena kotbahnya terlalu keras, karena Yesus membongkar dosa mereka, karena mereka tidak bersedia bertobat, maka mereka yang setiap saat berdoa “Mesias datanglah” justru adalah orang yang membawa Yesus kepada Pilatus, Kayafas, Herodes dan kepada Golgota. Mengapa? Karena mereka tidak cinta terang. Orang macam kedua, suka terang. Karena mereka mau hidup di dalam terang, supaya mengetahui yang dikerjakan itu sesuai atau tidak dengan kehendak Allah. Orang suka datang kepada terang, mereka menyatakan bahwa mereka hidup dan bertingkah laku di hadapan Tuhan Allah maka mereka suka terang, suka cahaya. Mengapa kasus bank Bali tidak akan dibongkar-bongkar, terus ditutup-tutupi, karena ada kegelapan di dalamnya ketakutan lihat terang. Barangsiapa yang makin gelap, makin benci terang. Dan jika terang sudah datang, maka akan membongkar segala sesuatu. Itulah sebabnya halaman ke 54 bisa hilang. Halaman ke 54 itu masih di dalam gelap dan paling benci terang karena ada ketidakberesan di dalamnya. Saudara-saudara ini prinsip Alkitab, dimana orang yang suka hidup di dalam terang, dia suka terang yang lebih besar, dimana orang hidup di dalam kebaikan ia mau dicahayai oleh terang, tidak takut. Dimana seseorang berbuat jahat, disitu ia mau kegelapan dan benci kepada terang. Itulah sebabnya Kristus harus dipaku diatas kayu salib. Engkau menjadi orang Kristen juga demikian, Alkitab berkata : engkau adalah anak-anak terang, kita adalah anak-anak terang. Lalu engkau mengatakan adalagi kah? Ada. Yang menemukan kemuliaan di dalam terang, bukan hanya suka terang, terang mencahayai saya lalu saya memperalat terang untuk studi. Melalui terang saya bisa jalan, saya tahu arah, tetapi saudara dia mau menjadikan terang itu sebagai objek penyelidikan, objek kenikmatan. Maka dia ingin mengetahui, di dalam terang itu apa. Bukan terang mengetahui apa yang ada di dalam gelap tapi orang mau tahu apa yang ada di dalam terang dan terang itu suka dimengerti, Dia suka dan rela supaya manusia mengerti Dia. Inilah sifat dari wahyu Tuhan. Kalau kita menyelidiki kitab suci, baru kita sadar begitu limpah di dalamnya. Orang yang membenci kitab, menyelidiki pun tidak, orang yang membenci kitab suci, membaca satu kali pun tidak. Kadang saya ingin memegang tubuhnya, menggoyangkannya dan berkata : “hak apa engkau mengkritik kitab suci? Hak apa engkau melawan firman Tuhan?”. Di Indonesia sudah disebarkan : Stephen Tong tidak ada Roh Kudus. dan kalau saya pergi kemana-mana, dikatakan “janga ikut kebaktiannya karena dia tidak ada Roh kudus. mereka mengabarkan hal ini lebih rajin dari mengabarkan injil. Tapi saya ingin bertanya : “dengan apa engkau membuktikan hal ini ada Roh kudus dan yang itu tidak ada Roh kudus?” katakan saja : Stephen Tong bukan tidak ada Roh Kudus, tetapi belum bisa gemetar, tidak bisa berbahasa lidah”. Kalau demikian adanya,engkau telah memutlakan sesuatu akibat dari pelajaran yang salah mengakibatkan engkau memvonis yang salah. Maka 3 bulan terakhir saya terus memikirkan satu hal. Jika satu gereja makin banyak orang, jangan anggap itu mulia tetapi kalau yang dikotbahkan itu bukan firman Tuhan, gereja itu makin maju makin malu, makin menghambat orang mengerti kebenaran firman Tuhan karena itu dia tidak mengabarkan firman. Itulah sebabnya abad ke 21 memerlukan adanya perombakan. Berapa waktu yang lalu saya bertemu dengan seseorang dan dia mengatakan : “Oh, engkau Stephen Tong yang di Granada itu. kalo gini saya tahu, itu gereja yang tidak pakai Roh Kudus, pakai rasio saja. Lalu saya berkata kepadanya kalo begitu engkau dari gereja yang tidak pakai rasio ya? Saya sungkan mengatakan, setahu saya kucing juga tidak pakai rasio. Siapa yang dualism-kan kalau pakai rasio tidak pakai Roh kudus, kalau pakai Roh Kudus tidak pakai rasio. Inilah ajaran-ajaran yang tidak ada rasio maka sudah biasa demikian. Maka engkau tidak bisa menemukan cahaya di dalam Yesus Kristus mengandung kemuliaan Allah, He is the light of the Glory of God”. Berapa besar Kristus, berapa mulia Yesus, berapa limpah pengajaran di dalam gereja?

Paling sedikit sudah 10 orang berbicara kepada saya, Pak Tong kalau saya keluar negeri. Saya bukan missed makanan di Jakarta, saya bukan missed pemandangan di Indonesia, saya paling missed hari minggu tidak ada kebaktian seperti di Granada. Saya bersyukur kepada Tuhan. Saudara mau tahu kalau saya di luar negeri, satu tahun 1 miliar tidak sulit buat saya, kalau saya mau bekerja sebagai hamba Tuhan di luar negeri. Saya sudah pernah dijanjikan, kalau kamu mau pindah ke kota ini, 1 tahun saya mendukung pelayananmu paling sedikit USD 200,000. Permulaan USD 1.000.000 kami akan dukung. Saya tolak, saya mau di Indonesia. Apakah karena tidak laku di luar negeri, maka saya disini. Tidak! Ini Negara perlu digarap, bukan saya mau mengacau, bukan saya mau mendirikan 1 gereja diantara sekian banyak gereja lalu dirikan 1 lagi untuk bersaing. Tidak! Jaman ini perlu, yang perlu banyak bukan? Tiongkok perlu, Taiwan perlu, Hongkong perlu, semua perlu. Saya kalau disini, engkau sudah biasa. Tetapi saya di Singapura, pertama saja sudah 1.000 orang. Disini saya buat kebaktian bahasa mandarin, sudah 8 tahun masih 350 orang. Kalau kita mau kerja untuk diri kita lebih besar, gampang. Tetapi tidak! Kita mengetahui selain pimpinan Tuhan jelas, saya satu langkah tidak mau sembarang gerak, tapi tahun depan mungkin saya akan keliling ke 5 negara setiap minggu. Engkau bilang kayak orang gila, memang betul-betul ada gilanya, gila rohani. Orang-orang yang gila, kebanyakan gila yang tidak beres, gila menurut pekerjaan Tuhan terlalu sedikit itulah sebabnya gereja tidak maju. Saya berani tanggung, setiap orang yang mendengarkan kotbah di tempat ini tidak akan menjadi lebih bodoh, pasti lebih pintar. Saya berani jamin, pelayanan saya yang seperti ini mengakibatkan sesuatu pengaruh yang engkau tidak bisa tidak mengaku. Waktu engkau mau malas, memikirkan Stephen Tong, langsung engkau tidak berani malas, inilah efek-efek yang sudah saya lihat. Karena Tuhan mau memakai orang yang usia sudah tua, tetap membakar semangat jaman ini. Cahaya di dalam Kristus mengandung kemuliaan Tuhan Allah yang tidak habis-habis kayanya dan dimanakah kita menemukannya? Saya agak kecewa dengan pendidikan teologi, termasuk sekolah teologia yang kita dirikan sendiri. Karena manusia mau tidak mau, lambat laun akan tertidur dari suatu ide yang tidak sesuai dengan rencana Tuhan yang asli. Saya harap kita makin lama makin bisa memperbaiki dan semakin banyak orang melihat kekayaan, kemuliaan di dalam cahaya Tuhan. Apakah kita bisa menggugah manusia? Apakah kita bisa memberikan cahaya menerangi manusia? Apakah kita bisa menjadi terang? Dimana terang berada, disitu menyimpan energy panas, mengapakah kita dingin? Kita suam, tidak berkobar-kobar, tidak berapi-api? Mengapa kita tidak menggebu-gebu? Mengapa kalau kita cari uang luar biasa ngototnya? Tetapi mencari kebenaran Tuhan begitu dinginnya. Mengapa kita kalau ada profit, kita langsung bergairah? Tetapi kita tidak merasa mengabarkan injil kepada orang lain, ikut kebaktian membawa jiwa orang lain itu merupakan suatu profit. Karena kita rasa itu tidak penting, tidak ada hal itu tidak apa, tetapi tidak ada uang bisa mati. Celakalah engkau! Berapa banyak orang yang mimpi uang beberapa waktu tahun yang lalu, meerka diinjili, mereka menghina. Sekarang mereka dimana? Jangan sombong. Banyak orang-orang kaya sekarang, angka kekayaan mereka adalah minus, karena hutangnya belum bayar. Engkau giat berpuluh-puluh tahun hanya cari uang dan engkau tidak memikirkan bagaimana mendapatkan jiwa, bagaimana mengetahui kekayaan, kemuliaan yang tersimpan di dalam cahaya Kristus. Engkau bersyukur kepada Tuhan jika satu minggu sekali bisa dengar seperti ini, setelah itu selesai. Silakan selidiki, silakan belajar lebih banyak, silakan bekerja lebih banyak. Sebab apa yang engkau untung, engkau peroleh seluruh dunia di dalam surge tidak ada tempatnya. Tapi bekerja bagi Tuhan, yang engkau injili, yang engkau peroleh dengan kuasa kemuliaan Tuhan itu akan disimpan disana selama-lamanya. Bukan saja demikian, di dalam cahaya ada kemuliaan polychrome, di dalam cahaya ada energy panas yang tersimpan. Tidak ada cahaya yang tidak mengandung energy di dalamnya. Di dalam cahaya ada satu kekuatan untuk memberikan petunjuk arah. Dimana engkau menjadi orang Kristen, disitu orang melihat arah, engkau memberikan arah yang benar kepada orang lain karena engkau cahaya. Yesus berkata “you are the light of the world”, dan Yesus adalah cahaya yang asal, yang menjadi sumber. Dimana ada cahaya disana ada pengorbanan diri. Yesus menjadi cahaya yang mulia, Dia tidak pernah menjadikan kita jauh dari Tuhan atau tidak ada satu yang kita tidak bisa pelajari. Yesus menjadi cahaya, dan Dia berkata juga engkau adalah cahaya. Dia adalah cahaya yang membakar diri, yang mengorbankan diri dan Dia juga mau kita mengorbankan diri supaya kita menjadi cahaya seperti Dia adalah cahaya. Emas bercahaya refleksi saja, tidak bercahaya daripada dirinya, namun demikian emas sudah pernah dibakar, dimurnikan. Berlian mengkilap karena sudah pernah diasah, dipotong, dilicinkan baru bercahaya. Demikian kalau kita mau bercahaya, biar kita berkata kepada Tuhan “make me a sacrifice, make me a student of Jesus Christ, make me learn from by Lord in order to reflect shining glory of God, to be the light of the world”. Maukah saudara? Engkau berkata kepada Tuhan, jadikan saya cahaya di dalam dunia ini, karena Yesus Kristus adalah cahaya yang menyatakan kemuliaan Allah.(SU)

(Ringkasan khotbah ini belum dikoreksi oleh Pengkhotbah.)