Lagu Hymn Paskah ‘Mulia & Menang’

Salah satu lagu hymn Paskah yang terus dinyanyikan setiap tahunnya ialah lagu ‘Thine Be the Glory’ yang terjemahan Bahasa Indonesia-nya berjudul ‘Mulia dan Menang’.

Sajak lagu “Thine Be the Glory” ditulis oleh seorang pastor kelahiran Swiss, Edmond Louis Budry (1854-1932), Perancispada tahun 1885 dalam bahasa Perancis dan kemudian pada tahun 1925 diterjemahkan oleh Richard B.Hoyle ke dalam bahasa Inggris.

Tidak banyak yang dapat kita ketahui mengenai Edmond Louis Budry selain pelayanannya dalam menulis beberapa syair lagu hymn dalam bahasa Perancis dan menerjemahkan syair lagu hymn dari bahasa Jerman, Inggris dan Latin ke dalam bahasa Perancis.

Lirik lagu Hymn ini ditulis oleh seorang musikus berbakat, George Frederick Handel. Handel lahir pada tanggal 23 Februari 1685 di Halle, Jerman. Ayahnya seorang ahli bedah sekaligus tukang cukur, seorang pribadi yang tangguh dengan naluri berbisnis yang tinggi dan sangat menginginkan putranya menjadi pengacara sehingga tidak pernah menaruh perhatian terhadap bakat Handel di bidang musik. Namun, ketika bakat musik yang dimiliki Handel ditemukan oleh Friedrich Wilhelm Zachow, yang juga menjadi guru pertama Handel, ayah Handel pun menyetujui untuk membiarkan putranya belajar musik.

Bakat musik luar biasa yang dimiliki Handel terlihat jelas melalui karya-karyanya yang sampai saat ini tidak pernah lekang oleh zaman. Salah satu karyanya yang paling terkenal ialah Oratorio Messiah yang dihasilkan pada tahun 1941 dan diselesaikan dalam 24 hari tanpa berhenti. Lima tahun sesudah penyelesaian Oratorio Messiah, yaitu pada tahun 1946, di usianya yang ke 61, Handel menulis Oratorio Judas Maccabeus yang pertama kali dipertunjukkan di Teater Covent Garden, London, satu tahun setelah karya ini diselesaikan. Lirik lagu “Thine Be the Glory” diambil dari lagu pertama bagian ketiga oratorio Judas Maccabaeus "See, the conquering hero comes” yang mengungkapkan teriakan kemenangan.

Thine Be The Glory
Edmond L. Budry

Thine be the glory, risen, conqu'ring Son;
Endless is the victory, Thou o'er death hast won;
Angels in bright raiment rolled the stone away,
Kept the folded grave clothes where Thy body lay.
Refrain:
Thine is the glory, risen conqu'ring Son,
Endless is the vict'ry, Thou o'er death hast won.
Lo! Jesus meets us, risen from the tomb;
Lovingly He greets us, scatters fear and gloom;
Let the church with gladness, hymns of triumph sing;
For her Lord now liveth, death hath lost its sting.

Refrain
No more we doubt Thee, glorious Prince of life;
Life is naught without Thee; aid us in our strife;
Make us more than conqu'rors, through Thy deathless love:
Bring us safe through Jordan to Thy home above.

Refrain


klik untuk memperbesar not dan teks versi Inggris
klik untuk memperbesar not dan teks versi Indonesia

Lagu Mulia dan Menang dinyanyikan dalam tiga bait dan pada akhir bagian tiap bait diakhiri dengan sebuah Refrain yang mengembalikan kemuliaan dan kemenangan pada Tuhan kita Yesus Kristus yang telah menang atas maut.

Bait pertama lagu ini dimulai dengan sebuah proklamasi yang meneriakkan sorak gembira kepada Tuhan yang telah bangkit dan menang atas kuasa maut; kebangkitan-Nya disaksikan oleh malaikat-malaikat-Nya. Ia layak atas setiap kemuliaan dan kemenangan.

Di bait kedua, penulis menunjukkan makna kebangkitan Yesus dan kubur yang kosong. Kematian dan kebangkitan Kristus menyatakan kemenangan atas maut. Ialah Juruselamat kita karena menggantikan kita menerima hukuman maut, namun Ia telah menang. Kuasa maut yang membelenggu akibat dosa-dosa kita telah dipatahkan sehingga kita telah menang di dalam Kristus.

Bait terakhir membawa kita ke dalam doa permohonan yang jujur di hadapan Sang Raja atas hidup kita bahwa tidak ada lagi keraguan dalam diri kita, hidup tanpa Kristus adalah sia-sia. Kiranya Tuhan yang menolong kita di dalam setiap kesulitan sehingga kita menjadi pemenang di dalam kasih-Nya yang tidak lekang oleh waktu; memimpin kita hingga selamat sampai di rumah-Nya.

Dengan semakin bertambahnya pengenalan kita akan lagu-lagu hymn kiranya juga menambah kegemaran kita untuk menyanyikan dan merenungkan setiap kata-kata di dalamnya. Bukan sekadar menimbulkan ketenangan ataupun kesenangan di dalam hati kita, tetapi terlebih lagi menjadi pernyataan iman kita dan peneguhan pengharapan kita di dalam Tuhan.(AL)

Referensi:
http://wikichristian.org/index.php/Thine_be_the_glory
http://en.wikipedia.org/wiki/Thine_Be_the_Glory

http://en.wikipedia.org/wiki/Edmond_Louis_Budry Smith, J.S.&Carlson, B.2003.
Karunia Musik: Para Komponis Besar dan Pengaruh Mereka. Surabaya: Momentum.